Selasa, 07 April 2015

REFLEKSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI JEPANG

Dimas Angga Nur Sasongko

12301241005

1.      Fakta yang diamati
Ada beberapa fakta yang saya amati dalam video tersebut, antara lain:
·         Siswa diajak untuk aktif selama proses pembelajaran.
·         Guru menyediakan media berupa kertas berukuran besar yang di tempel pada papan tulis.
·         Siswa belajar mengenai materi perkalian dengan perantara tabel perkalian 1 sampai 9.
·         Guru seakan-akan sebagai siswa.
·         Guru memberikan LKS untuk dikerjakan secara berkelompok.
·         Guru memberikan bimbingan pada siswa dalam pengerjaan LKS.
·         Setiap kelompok diberi kertas berukuran besar memuat tabel perkalian.
·         Berdasarkan LKS, siswa berdiskusi mengamati pola perkalian dalam tabel.
·         Guru berdiskusi mengenai bagaimana siswa menemukan pola.
·         Setelah menemukan pola, siswa diminta untuk presentasi di depan kelas.
·         Beberapa siswa aktif bertanya mengenai hasil penemuannya.
·         Adapun beberapa penemuan yang diperoleh:





      2.      Pendapat saya tentang fakta yang diamati
Menurut saya, pembelajaran matematika yang dilakukan sangat bagus. Pembelajaran ini menitikberatkan pada aktivitas dan kegiatan siswa di kelas. Discovery learning merupakan metode yang relevan dengan pembelajaran ini karena siswa diberi media berupa LKS untuk membantu mereka dalam menemukan pola perkalian. Sedikit demi sedikit guru memberikan bimbingan agar siswa tidak kesuliatan memahami konsep. Keaktifan siswa sudah baik, dilihat dari seringnya bagaimana mereka berdiskusi dan bertanya. Penemuan konsep perkalian yang mereka peroleh diberi sebuah apresiasi oleh guru. Siswa diberi kesempatan untuk menjelaskan penemuan konsep tersebut kepada teman-teman dan guru di depan kelas.

      3.      Konstribusi terhadap inovasi PBM Matematika di Indonesia
Secara umum, metode pembelajaran cenderung kepada jalur konvensional. Metode tersebut memang kurang relevan dalam pembelajaran sekarang. Dilihat dari segi penanaman konsep dan aktivitas siswa memang metode pembelajaran discovery lebih baik daripada konvensional. Perlu digaris bawahi bahwa dalam pembelajaran inovatif discovery berorientasi pada siswa sehingga segala aktivitas dalam pembelajaran berpusat pada siswa.

      4.      Relevansi terhadap mata kuliah Ethnomatematika
Berdasarkan pembelajaran di atas, ada kaitannya anatara pembelajaran tersebut dengan ethnomatematika. Salah satu hubungannya yaitu mencari dan menemukan pola. Diibaratkan pada proses kehidupan, seseorang membutuhkan proses untuk menjadi lebih baik. Ketika seseorang bertahap untuk belajar, dia sebelumnya berasal dari seseorang yang belum tahu. Seiring berjalannya waktu,  mereka mencari pola sehingga menjadi lebih tahu. Sama halnynya dengan sebuah batu yang awalnya utuh, lama-lama akan akan rapuh dan hancur dikarenakan pengaruh ruang dan waktu . Hal ini menandakan bahwa antara pembelajaran dan ethnomatematika saling terkait.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar