Selasa, 12 Januari 2016

Filsafat Matematika dan Pendidikan Matematika: Jawaban dari soal-soal Filsafat Pendidikan Matematika

1.      Jelaskan apa yang dimaksud Ontologi Matematika, dan berilah contohnya.
Jawaban:
Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat yang paling kuno dan berasal dari Yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret(Wikipedia, 2013). Suriasumantri (1985) berpendapat bahwa ontologi membahas mengenai apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau, dengan kata lain suatu pengkajian mengenai teori tentang “ada”. Telaah ontologis akan menjawab pertanyaan-pertanyaan: (1) Apakah obyek ilmu yang akan ditelaah, (2) Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut, dan (3) Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa, dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan.

Maka dapat diambil kesimpulan bahwa Ontologi memiliki definisi yaitu ilmu kajian filsafat yang segala sesuatunya itu ada,  baik itu konkret (Nyata) maupun yang abstrak (logika pikir).
Teori ontologi ini merupakan teori yang menelisik terhadap apa yang ada, dan membahas mengenai yang ada(konkret). Matematika merupakan ilmu abstrak yang merupakan salah satu bahan pemikiran dari filsafat. Adapun metode-metode yang digunakan seperti Abstraksi fisik yang lebih menitikberatkan pada suatu obyek. Abstraksi bentuk yaitu lebih menekankan pada obyek-obyek yang sejenis dan Abstraksi metafisik adalah sifat obyek yang general. Jadi, ontologi matematika menelaah dan memahami kenyataan matematika secara keseluruhan. Dilihat dari hakekat matematika yang luas dan abstrak, ontologi berusaha mendalami sampai ke akar dan merangkul substansial matematika ini hingga akhirnya mampu dipahami dan ditransfer dengan baik. 
Contoh ontologi matematika yaitu seperti kajian pernyataan mengenai apakah bentuk geometri atau pun bilangan merupakan suatu pemikiran logic manusia? Berdasarkan telaah yang dilakukan, memang ontologi ini sangat penting guna mengkaji hal-hal yang dalam mateamatika. Semua objek geometri berada di pikiran manusia dan perlu logika yang baik untuk memahaminya. Apabila masih pemula dapat diberi pancingan dengan alat peraga yang konkret.

2.      Jelaskan apa yang dimaksud Epistemologi Matematika, dan berilah contohnya.
Jawaban:
Istilah Epistemologi berasal dari bahasa Yunani episteme (pengetahuan) dan logos (kata/pembicaraan/ilmu) adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis pengetahuan. Istilah ini termasuk salah satu yang paling hangat dibahas dalam bidang filsafat, seperti tentang apa itu pengetahuan, bagaimana ciri khas/ karakteristiknya, macamnya, serta hubungannya dengan kebenaran dan keyakinan.
Epistemologi adalah suatu pengetahuan sistematis/terstruktur yang membahas tentang terjadinnya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, metode atau cara memperoleh pengetahuan, validitas dan kebenaran pengetahuan (Ilmiah). Epistemologi membahas tentang bagaimana metode seorang manusia mendapatkan pengetahuan. Pentingnya pembahasan ini berkaitan dengan apakah suatu ilmu ia diperoleh dengan cara yang bisa didapatkan orang lain atau tidak. Berdasarkan nara sumber Marsigit (2015), pada tahun 1671 muncullah Immanuel Kant yang menganalisis kejadian-kejadian yang terjadi terkait rasio dan empiris. Seorang Immanuel Kant ini memadukan begitu saja apa yang dikerjakan oleh kaum empiris maupun kaum rasionalis. Kant berusaha untuk menjawab pertanyaan bagaimana kegiatan kognisi mungkin terjadi dalam kaitannya dengan hubungan antara subjek dan objek atau bagaimana representasi sintetik dan obyeknya dapat terjadi dan bagaimana hubungan antara keduanya? Berkaitan dengan masalah tersebut, di dalam Teori Pengetahuannya, Immanuel Kant berusaha meletakkan dasar epistemologis bagi matematika untuk menjamin bahwa matematika memang benar dapat dipandang sebagai ilmu.
Analitik itu antara ide dan konsisten. Maka orang dikatakan tidak bisa memperoleh ilmu apabila ia tidak bisa mereduksi. Disamping bersifat analitik, pikiran manusia bersifat a priori. A priori merupakan pengetahuan yang diperoleh tanpa harus mengindra terlebih dahulu. Maka a priori belum mengerti kejadiannya tetapu sudah paham. Misalnya dokter membantu pasiennya melalui jasa telpon. Melalui gejala-gejala yang diberitahu, dokter mengerti apa yang harus dilakukan oleh pasien, meskipun belum melihat pasiennya secara langsung. Berdasarkan pengetahuan yang dimiliki yang bersifat analitik, ia bersifat a priori, yaitu bisa mengambil keputusan walaupun tidak mengindranya. Yang berupa pengalaman adalah bersifat a posteriori. A posteriori adalah pengetahuan yang diperoleh dengan mengindranya terlebih dahulu baru bisa paham. Misalnya adalah dokter hewan. Untuk mengerti sakitnya pasien, dokter harus melihat kondisinya secara langsung. Sintetik dapat diartikan sebagai sesuatu hal yang saling berhbungan sebab-akibat. Dari uraian tersebut, maka diambil yang bawah sintetiknya dan yang atas yaitu a priorinya. Maka inilah sebenar-benar ilmu menurut Immanuel Kant, yaitu yang bersifat sintetik a priori. A priori dipikirkan dan sintetik dicoba. Maka lahirlah metode Saintifik. Maka berfilsafat adalah pikirkan pengalamanmu dan terapkan pikiranmu.
Epistemologi matematika merupakan suatu pengetahuan sistematis/terstruktur yang membahas tentang terjadinnya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, metode atau cara memperoleh pengetahuan, validitas dan kebenaran pengetahuan (Ilmiah) terhadap lingkup matematika.
Contoh epistemologi dalam matematika yaitu ilmu matematika itu berupa suatu pembuktian nilai pi itu 3,14, rumus luas lingkaran atau rumus phytagoras yang sangat familiar.  Tentunya hasil penemuan ini dipengaruhi oleh pengalaman mencoba sehingga menjadi suatu kebenaran.

3.      Jelaskan apa yang dimaksud Aksiologi Matematika, dan berilah contohnya.
Jawaban:
Istilah Aksiologi berasal dari kata Yunani yaitu axion (nilai) dan logos (teori), yang mempunyai makna yaitu teori tentang nilai.
Aksiologi yaitu suatu kajian yang membahas tentang nilai etik dan estetika suatu pengetahuan. Nilai baik buruknya itu tergantung dari tujuannya. Maka pembahasan tentang nilai pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari tujuannya. Salah seorang ahli yaitu Jujun S. Suriasumantri  berpendapat bahwa aksiologi adalah sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Kemudian menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilai merujuk pada pemikiran atau suatu sistem seperti politik, sosial dan agama. Sedangkan nilai itu sendiri adalah sesuatu yang berharga, yang diidamkan oleh setiap insan manusia.
Aksiologi Matematika yaitu nilai-nilai, ukuran-ukuran mana yang akan dipergunakan dalam seseorang mengembangkan ilmu. Aksiologi matematika itu sendiri terdiri dari etika yang membahas aspek kebenaran, tanggung jawab dan apa saja peran matematika dalam keseharian, dan estetika yang membahas mengenai keindahan matematika dan penerapannyadalam keseharian. Secara faktanya memang segala sesuatu ilmu di dunia ini tidak bisa lepas dari pengaruh matematika atau dengan kata lain ilmu matematiaka adalah dasar dari ilmu yang lain.
Manusia adalah makhluk yang berpikir artinya manusia selalu berpikir/memikirkan masalah secara rasional(pemikiran logis). Sikap seorang ilmuwan didasarkan pada etika dan agama berarti tanggungjawab terhadap Tuhan, masyarakat dan diri sendiri. Berkaitan dengan hal tersebut matematika dipandang sebagai ilmu abstrak yang tidak bebas nilai dan moral,sehingga hasil pemikiran seorang matematikawan bisa bermanfaat bagi umum.
Contoh Aksiologi matematika yaitu ketika setiap orang mampu menajukan pendapat, persepsi dan pemikiran matematikanya sesuai dunia masing-masing. Dilihat fenomena itu adalah suatu keberagaman yang mengundang nilai keindahan yang harmoni.

4.  Jelaskan apa yang dimaksud Ontologi Pendidikan Matematika, dan berilah contohnya.
Jawaban:
Seperti yang telah diuraikan di jawaban soal nomor 1, Ontologi memiliki definisi yaitu ilmu kajian filsafat yang segala sesuatunya itu ada,  baik itu konkret (Nyata) maupun yang abstrak (logika pikir).
Ontologi pendidikan matematika merupakan usaha dari pendidikan matematika untuk menelaah lebih dalam mengenai kenyataan yang ada. Kita ketahui bahwa pendidikan metematika identik dengan guru dan murid yang sedang melakukan proses pembelajaran matematika. Mereka mengkaji obyek matematika(abstrak) yang telah di cerna dan dibantu alat peraga sehingga menjadi ada(konkret). Hal inilah yang membantu murid untuk belajar.
Contoh ontologi pendidikan matematika yaitu pendidikan matematika di sekolah yang seharusnya terstruktur dan fasilitator. Seperti tertuang dalam tujuan pembelajaran matematika (Depdiknas, 2006) yaitu (1) Memahami konsep matematika, (2) Mengembangkan penalaran, (3) Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, (4) Mengembangkan kemampuan komunikasi matematis, dan (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan. Pemberian materi matematika di sekolah tidak serta merta diawali dengan definisi dan rumus. Seperti inilah yang menjadi perbudakan moral yang identik dengan budaya konsumtif dan kurang inovatif. Peran guru adalah fasilitator untuk melayani kebutuhan siswa mencari jati diri. Dalam lingkup matematika, kita ketahui bahwa materinya sangat abstrak dan perlu nalar tinggi untuk memahaminya. Siswa membutuhkan alat peraga untuk mendorong kemampuan bernalarnya kearah yang lebih tinggi seperti alat peraga kubus, bola, balok dsb.
Setiap sekolah harus mempunyai sarana dan prasarana untuk mendukung sarana proses belajar mengajar. Ketika dalam pembelajaran matematika khususnya di jenjang dasar, diusahakan mempelajari hal-hal yang bersifat konkret hingga nantinya secara bertahap menuju ke arah yang lebih abstrak. Hal ini juga mengacu pada pola fikir mereka yang selalu berkembang. Perluasan pokok pembicaraan matematika juga dilakukan secara bertahap, semakin meluas. Semakin luas objek kajian metematika yang dipelajari semakin tinggi kita bernalarnya.

5.   Jelaskan apa yang dimaksud Epistemologi Pendidikan Matematika, dan berilah contohnya.
Jawaban:
Seperti yang telah diuraikan di jawaban soal nomor 2, Istilah Epistemologi berasal dari bahasa Yunani episteme (pengetahuan) dan logos (kata/pembicaraan/ilmu) adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis pengetahuan. Epistemologi memiliki arti yaitu suatu pengetahuan sistematis/terstruktur yang membahas tentang terjadinnya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, metode atau cara memperoleh pengetahuan, validitas dan kebenaran pengetahuan (Ilmiah).
Epistemologi pendidikan matematika adalah segala sesuatu pengetahuan sistematis yang membahas tentang terjadinnya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, metode atau cara memperoleh pengetahuan dalam lingkup pendidikan matematika. Hal ini dimaksudkan yaitu ketika mendapatkan ilmu matematika harus melalui prosedur dan tata cara yang benar sehingga matematika membekas dihati.
Contoh  Epistemologi pendidikan matematika yaitu ketika proses dalam PBM matematika di sekolah, Peran guru adalah sebagai fasilitator dan orang tua. Guru memiliki kewajiban bagaimana mengajarkan ilmu matematika sehingga mudah dipahami siswa. Cara memperoleh konsep atau pengetahuan sangat bervariasi. Seperti metode konvensional, Pendekatan saintifik, Pembelajaran Kooperatif atau pembelajaran penemuan. Pada era ini metode konvensional sudah tidak relevan karena guru dianggap sebagai pusat informasi (teacher centered) yang membatasi kemampuan siswa dalam berkreasi menemukan konsep matematika. Guru sebagai fasilitator  yang menyediakan metode pembelajaran aktif seperti diskusi kelompok, pembelajaran kooperatif dengan model yang bervariasi, berbasis teknologi atau internet dll. Cara-cara seperti ini akan memacu potensi siswa untuk aktif, kritis dan inovatif.
Misal di kelas VIII , seorang guru mengajarkan materi lingkaran diawali dengan mengenal unsur-unsurnya seperti jari-jari, diameter, keliling dan luasnya. Siswa diberi tugas untuk membawa benda-benda berbentuk lingkaran dengan ukuran yang bervariasi. Setelah itu siswa diajak melakukan percobaan pengukuran diameter dan keliling terhadap beberapa benda yang berbentuk lingkaran, dari hasil percobaan tersebut siswa akan menemukan sendiri berapa nilai pi tersebut dari hasil perbandingan keliling dengan diameter.

6.  Jelaskan apa yang dimaksud Aksiologi Pendidikan Matematika, dan berilah contohnya.
Jawaban:
Seperti yang telah diuraikan di jawaban soal nomor 3, Istilah Aksiologi berasal dari kata Yunani yaitu axion (nilai) dan logos (teori), yang mempunyai makna yaitu teori tentang nilai.
Aksiologi pendidikan matematika yaitu suatu kajian yang membahas tentang nilai etik dan estetika khususnya dalam lingkup pendidikan matematika. Pada intinya aksiologi menelaah fakta bahwa PBM di sekolah bertujuan tidak hanya pada kuantitas pengetahuan yang diperoleh siswa melainkan juga dalam kualitas kehidupan yang dimungkinkan.
Contoh Aksiologi pendidikan matematika yaitu kegiatan belajar mengajar matematika di sekolah tidak hanya merupakan transfer ilmu pengetahuan tetapi juga mengutamakan etik estetika dan juga sopan santun agar pengetahuan matematika yang didapat digunakan untuk tujuan kebaikan. Setiap awal pembelajaran seorang guru harus memberikan apersepti dan motivasi mengapa mempelajari materi tersebut. Menurut Ebut dan Straker (dalam Marsigit, 2015) murid akan belajar jika mendapat motivasi. Suatu ketika guru memberikan motivasi mengapa pentingnya belajar kecondongan atau kemiringan garis(gradien). Dalam kehidupan sehari hari  kita menerapkan kecondongan ini pada atap rumah kita yang miring sehingga air hujan akan turun dan jatuh ke bawah. Berbeda halnya ketika atap rumah dibuat datar sehingga air akan tertampung dan membuat rusak atap.

7.      Jelaskan apa yang dimaksud Hermenitika Matematika, dan berilah contohnya.
Jawaban:
Dalam filsafat, Hermenitika merupakan proses menerjemahkan dan diterjemahkan atau merupakan kegiatan interpretasi. Pada prinsipnya hermenitika dilakukan secara istiqomah dan kontinu. Proses ini adalah sebagai perantara untuk membangun hidup bermasyarakat dengan dasar critical menuju construct life sehingga menuju tujuan yang diinginkan. Seperti halnya ketika belajar filsafat di kehidupan sehari hari menggunakan bahasa perantara berupa “analogi” atau kiasan yang lebih tinggi dalam memaknai suatu hal. Tentunya dalam berfilsafat harus memperbanyak pengalaman sehingga dapat menjadi pelajaran untuk lebih baik lagi. Seiring lebih baik lagi ditunjang dengan alur yang sistematik dalam menyelesaikan masalah.
Dalam melakukan hermenitika kita tidak dapat lepas dari proses penyaringan (reduksi). Menurut Husserl, metode reduksi diberikan suatu fasilitas yang disebut epoche, dimana hal-hal yang direduksi tersebut masuk ke dalam epoche. Demikian juga dalam matematika. Karena matematika bersifat abstrak, maka dibutuhkan pereduksian dalam membelajarkannya. Reduksi ini dilakukan unuk memilih mana yang seharusnya diajarkan kepada siswa sesuai dengan tahapan kognitifnya.
Contoh Hermenitika matematika yaitu ilmu matematika lahir sejak dulu melewati abad demi abad. Tentunya ilmu ini melahirkan banyak ahli yang berusaha menerjemahkan matematika itu apa. Inilah yang disebut hermenitika dengan variasi pemikiran dan pandangan dari setiap tokoh dan masanya.

8.   Jelaskan apa yang dimaksud Hermenitika Pendidikan Matematika, dan berilah contohnya.
Jawaban:
Dalam filsafat, Hermenitika merupakan proses menerjemahkan dan diterjemahkan atau merupakan kegiatan interpretasi. Pada prinsipnya hermenitika pendidikan matematika harus dilakukan secara istiqomah dan kontinu terhadap mendidik siswa.
Antara guru dan siswa harus saling melengkapi dan mempengaruhi agar pembelajaran lebih interaktif. Adapun beberapa faktor yang mendukung KBM berjalan lancar yaitu metode pembelajarannya. Menurut Moerlands, (dalam Marsigit (2015) terdapat 4 tahapan yang dilalui siswa menggunakan RME yaitu (1) matematika konkret; (2) matematika model konkret; (3) matematika model formal; dan (4) matematika formal. Tingkatan ini dimulai dari yang hanya bisa memahami matematika dari benda-benda yang bersifat konkret kemudian dapat memodelkan matematika ke dalam benda-benda konkret. Tingkatan selanjutnya yaitu ketika siswa dapat mengerti dan memahami model formal dari permasalahan matematika, artinya dia sudah bisa melakukan perhitungan. Tingkatan paling atas yaitu matematika formal. Dalam tingkatan ini siswa telah mampu membuat sendiri model matematika dari suatu permasalahan dengan menggunakan simbol-simbol formal matematika.
Paham konstruktivisme matematika diajarkan melalui pengalaman sehingga siswa membangun sendiri struktur pengetahuannya kemudian akan tumbuh dan berkembang. Dengan bantuan guru untuk memfasilitasi terhadap kegiatan tersebut merupakan suatu proses hermenitika.
Contoh Hermenitika pendidikan matematika yaitu di sekolah siswa belajar dan bersosialisasi. Kesempatan siswa untuk mencari dan menemukan konsep terbuka lebar dengan jalan melakukan aktivitas kegiatan sehingga diperolehlan pengalaman. Siswa terus mencoba dan selalu salah, walaupun begitu sebagai seorang guru tidak boleh langsung menyalahkan siswa karena masa-masa itulah masa dimana siswa menjawab salah. Dalam filsafat, sesuatu yang salah itu adalah benar(falibism). 

9.    Jelaskan apa yang dimaksud Phenomenologi Matematika, dan berilah contohnya.
Jawaban:
Phenomenologi merupakan suatu kajian mengenai pengetahuan yang berasal dari rasa sadar atau kesadaran dalam sebuah peristiwa. Hal yang mendasar dan harus ada yaitu kesadaran dan pengalaman kejadian.  Dari beberapa pendapat ahli dapat diperoleh kesimpulan bahwa membutuhkan kesadaran untuk menelaah objek. Identik dengan ilmu matematika yang tentunya membutuhkan nalar dan kondisi sadar untuk memahaminya.
Contoh Phenomenologi matematika yaitu suatu proses proses belajar matematika melalui pengalaman kejadian. Dari zaman dahulu, para tokoh ilmuan mengkaji dan meneliti ilmu matematika sesuai bidangnya hingga akhirnya bergabungkah ilmu matematika itu dalam satu kesatuan wadah yang dapat kita nikmati sekarang.

10. Jelaskan apa yang dimaksud Phenomenologi Pendidikan Matematika, dan berilah contohnya.
Jawaban:
Seperti yang telah diuraikan di jawaban soal nomor 9, Phenomenologi merupakan suatu kajian mengenai pengetahuan yang berasal dari rasa sadar atau kesadaran dalam sebuah peristiwa. Hal yang menarik ketika masuk ke lingkup pendidikan matematika yang nantinya akan menelisik matematika secara konkret dan sadar.
Proses yang terjasi dalam pendidikan matematika jika ditelisik dengna phenomenologi ini sejatinya merupakan hasil pencapaian yang diperoleh dari pengalaman yang konkret.
Contoh Phenomenologi pendidikan matematika yaitu berkesinambungan dengan skema yang terjadi dalam pembelajaran di kelas. Hal ini menerapkan fungi aksi reaksi sebagaimana suatu proses pendidikan metematika akan tercapai jika hal atau proses itu terlaksana dan teralisasi dengan baik. Menurut Gravemeijer (dalam Atmini, 2010: 4) terdapat salah satu tahap dimana siswa menerapkan fenomenologi  didaktis  yaitu tahap dimana para  siswa sedang mempelajari  konsep-konsep,  prinsip-prinsip  atau  materi  lain  yang  terkait dengan  matematika  bertolak  dari  masalah-masalah  kontekstual  yang mempunyai  berbagai  kemungkinan  solusi,  atau  setidaknya  dari  masalah-masalah yang dapat dibayangkan siswa sebagai masalah nyata.



DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. www.academia.edu/.../Kajian_Epistemologi_Matematika_dan_Ilmu_ Alam diakses Tanggal 11 Januari 2016 Pukul 21.13)

Atmini D. 2010. PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR). (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/ tmp/Makalah%20PMRI%202010.pdf  diakses Tanggal 11 Januari 2016 Pukul 21.20)

Marsigit. 2008. Epistemologi matematika. (http://marsigitphilosophy.blogspot.com/ 2008/12/epistemologi-matematika.html diakses Tanggal 11 Januari 2016 Pukul 21.45)

Marsigit. 2008. Falibism. (http://powermathematics.blogspot.co.id/2012/12/ fallibism.html diakses Tanggal 11 Januari 2016 Pukul 21.50)

Marsigit. 2008. Hermenitika Hidup. (http://powermathematics.blogspot.co.id/ 2013/04/hermeneutika-hidupoleh-marsigit.html diakses Tanggal 11 Januari 2016 Pukul 21.25)

Marsigit. 2008. Ontologi Saintifik. (http://powermathematics.blogspot.co.id/Ontologi Saintifik.html diakses Tanggal 11 Januari 2016 Pukul 21.50)

Marsigit. 2015. Filsafat Matematika dan Praksis Pendidikan Matematika. Yogyakarta: UNY Press

Oktavia, W. 2011. Filsafat Pendidikan Matematika. (http://woktavia.blogspot.co.id/
diakses Tanggal 11 Januari 2016 Pukul 21.30)

Suriasumantri, Jujun.S. 2007. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:Pustaka Sinar Harapan

Wikipedia. 2013. Aksiologi. (https://id.wikipedia.org/wiki/Aksiologi  diakses Tanggal 11 Januari 2016 Pukul 21.10)

Wikipedia. 2013. Epistemologi. (https://id.wikipedia.org/wiki/Epistemologi  diakses Tanggal 11 Januari 2016 Pukul 21.05)


Wikipedia. 2013. Ontologi. (https://id.wikipedia.org/wiki/Ontologi  diakses Tanggal 11 Januari 2016 Pukul 21.13)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar